Jumat, 18 Januari 2013

The EnD

Pencipta rasa ini, izinkan aku kembali menarikan jari ku
aku tersesat saat ini , aku kehilangan mozaik gambar-gambar ketidakpastian itu
aku terhempas di bilas petir kejutan.

Pagi ini aku berjalan di tengah hujan yang mungkin air nya mencapai jutaan kubik bahkan milyaran.
di tengah derasnya hujan, aku terpatung , apa yang telah aku persepsikan kurang lebih tiga minggu ini ternyata hanya kebodohan kecil yang aku buat menjadi kawasan banjir ketololan.

air yang turun mengenai tubuh ini tak ku rasakan
dngin nya pagi ini tak kurasa dingin 
jari-jari tangan ku mengkerut sedih
lagi-lagi aku tak perduli
yang aku rasakan di kebisingan suara hujan hanya klakson motor, mobil, dan peluitan polisi adalah penyesalan bercampur keinginan.

penyesalan mengapa aku mempunyai secuil cahaya?
padahal jika diperhatikan seksama itu bukan cahaya
namun kunang-kunang kebodohan yang semakin lama semakin terbang menjauh menuju lembah keterpuruk kan
aku mulai tersadar.

malam hari nya sebelum aku berada ditengah hujan ini, aku seakan mempunyai harapan, harapan jika ia memang mempunyai rasa yang sama, rasa yang bertanya, sebuah tanya yang harus saling dijawab oleh kedua manusia ini.
manusia yang berbeda namun satu tujuan yaitu apakah kamu seperti saya.
aku iseng bertanya padanya malam itu, dari rumah pacarmu yah?
lama tak ada jawaban, heningnya malam membuat malam ini lebih hening dari lubang kubur.
aku sempat memejamkan mata dan merasa ia tidak akan menjawabnya. dan aku menyesal telah bertanya seperti seorang anak TK yang bertanya ke gurunya "bu guru mengapa ayam bertelur". susah utk menjawab agar anak itu memahami.

masih diantara tidur dan hidup, aku sudah tidak peduli lagi dengan jawabannya.
aku hanya ingin tidur untuk sejenak rehat dari sebuah raksasa tanda tanya, dan aku berharap jika ku buka mata sipit ini, aku sudah tidak memikirkan nasrani kembali, jumat yang akan hilang dari kalender hidupku, si baik hati yang memberikan roti dan susu ke anak kecil yang jadi tukang parkir atau si penyuka sambel merah.
amun hampir satu jam setengah aku tertidur, aku tergopoh bangun saat led bbm memerah, pusing bukan kepalang.
ia membalasnya namun tak menjawab pertanyaan itu, ada apa dengannya, mengapa ia tak ingin menjawab pertanyaan sepele itu, atau mungkin pertanyaanku hanya sampah baginya.

sejak aku mencari tahu bak detektif kartun jepang semua mengenai dirinya, aku seakan kehilangan jejaknya.
kini aku tak sepercaya diri seperti awal bertemu dan menghabiskn jam dengannya.
aku sekarang bertransformasi menjadi kurcaci yang malu pada saat mendatangi pesta istana.
aku telah mengetahui siapa nasrani itu, aku benar-benar salah menilainya.

aku runtuh, namun aku kuat
di suatu rungan kantor lantai 4 di terangi sinar matahari sore, aku berjanji akan membunuh rasa ini dan akan menghanyutkan nya direlung kebodohan.
jumat ini suasana langit cerah, seperti jumat lalu kita habiskan jam bersama.
yang aku bayangkan  kita akan bersama, namun yang ada aku terbelanga, aku akan menghilang.
terima kasih hari jumat, hari dimana kita selalu bertemu.










0 komentar:

Posting Komentar

 
;