Adit : sibuk ga?
Alvin : knp?
Adit : Alvinosta kan udah 5 tahun mau nanya-nanya dong
Hampir 1 jam belum dibls sama de alv, tik tok tik tok..
Alvin : ping! nanya apa?
Adit : nyangkan gak jika alvz bakal bertahan sampai 5 tahun ini?
Alvin : biasa
Adit : maksudnya biasa apa, dijelasinlah
Alvin : ya nyangka aja
Adit : kamu yakin alvz bakal dukung kamu terus sampe nanti kamu dewasa?
Alvin : yakin aja
Adit : banyak yang bilang kalo kamu itu cueknya luar biasa ke alvz, pendapat kamu?
Alvin : gak ada pendapat
Adit : kenapa gak ada pendapat ?
Alvin : ya gak tau aku
Adit : tapi kamu peduli kan sama alvz?
Alvin : gak, eakakakakaka , yaa
Adit : wkwkwk
Alvin : sip
Adit : dulu ada tyo, hafiz, dll, sekarang mereka menghilang, pendapat kamu?
Alvin : gak ada pendapat
Adit : kenapa gak ada pendapat?
Alvin : ya buat apaan kasih pendapat, gak urus
Adit : emang kenapa?
Alvin : ya gpp
Adit : deskripsikan 3 kata untuk alvz
Alvin : deskripsi opoo
Adit : misalkan denger kata adit, terbesit 3 kata ketika dengar adit (ganteng, manis dan lucu)
Alvin : gak ngerti... gak ngerti harus deskripsiin apa
Adit : so sweettt
Alvin : so sweet opoo
Adit : kalo lagi nyanyi enakan ada alvz yang terik2 dukung kamu atau gak ada alvz?
Alvin : enakan ada
Adit : ketika nyanyi ada alvz didepan kamu deg2an gak atau lebih lepas nyanyinya?
Alvin : gak, sama aja, lebih lepas klo gak ada siapa-siapa
Adit : dikamar mandi itumah wkwkw
Alvin : iya gitu
Adit : harapan kedepannya mau kaya gimana untuk alvz?
Alvin : gak harap apa-apa
Adit : tapi kamu ingin dong alvz tetep dukung kamu dalam karir?
Alvin : terserah, gak juga gpp
Adit : tapi kamu inginkan mereka dukung kamu terus?
Alvin : iyalah
Adit : ada pengalaman berkesan pas ketemu alvz ?
Alvin : gak
Adit : misal kan dicubit atau di cium gitu?
Alvin : gak lah
Adit : kalo pengalaman yang bikin jengkel ada?
Alvin : ada mungkin
Adit : contohnya yang seperti apa?
Alvin : banyakan minta foto, minta tanda tangan, tanda tanganku jelek
Adit : katanya tanda tangan kamu berubah2 setiap ada alvz yang minta tanda tangan?
Alvin : ya soalnya gak bisa tanda tangan
Adit : jadi, apa yang harus alvz lakuin klo ketemu kamu biar kamu gak jengkel?
Alvin : jangan minta tanda tangan, foto sekali atau dua kali aja cukup, jangan minta rekaman suara ku juga
Adit : tapi suatu saat nanti kamu harus bisa tanda tangan dong buat kerja dllnya?
Alvin : ya memang
Adit : ada lav yang ganjen gituk gak sih klo ketemu?
Alvin : gak
Adit : berarti alvz baik-baik semua dong ya?
Alvin : biasa ekakakaka, yoi
Adit : terakhir pesan2 untuk alvinoszta?
Alvin : gatauu
Adit : apakek jawab gitu?
Alvin : ya pokoknya makasih
Adit : tengkiu ya
Alvin : ok
Adit : turu sono, nanti sekolah
Alvin : aku home schooling men
Pernah kalian berdiri hanya pada seperempat kaki? jangankan seperempat, setengah saja bakal ambruk terpontang panting dan hancur lembur berkeping-keping. Ada zat pengantar yang tidak bisa dijelaskan apa nama maksud dan tujuannya masuk ke rongga yang menyebabkan susah untuk mengela satu tarikan nafas, tercekat.
Ada yang menafsirkan bahwa zat ini hanya bisa dirasakan si empunya jiwa dan aku menamakannya mata. Seperti mata kaki ia menjadi penopang agar seimbang, seperti mata rantai hewan siapa yang paling berkuasa ia akan ada di atas dan yang dibawah akan tergusur tersungkur. Mengenalnya bukan hal yang awam, sejak rambut diatas kedua bola matanya yang indah tumbuh aku sudah melukiskannya disanubari. Saat kepalanya berteduh di bahuku saat kita mengabadikan lewat mata camera aku menganggapnya dalam diam.
Aku menyukainya tanpa suara, hanya bisu yang terdengar untuknya,atau mungkin aku hanya menganggapnya seorang adik perempuan yang harus dijaga. Saat ini mata sudah menemukan tempat berteduhnya, tak perlu lagi aku menjaganya. Bukankah kata orang hal yang paling hakiki dalam mencinta ialah saling mendoakan, ternyata hal itu salah, aku memang mendoakannya, mendoakan agar mata terlepas dari retinanya.
Kehilangan sosok mata seperti berjalan dilorong yang gelap tanpa sinar, saat itu ketika aku sadar ia telah menemukan cahayanya, maka aku terjatuh terseok-seok dan meyakini bahwa aku sudah tidak waras lagi karena mata, mata telah di pasang tidak untuk dilepas lagi olehnya. mata sudah terantai.
Semua pernah merasakan kekososongan dan akan mencari cara agar dapat kembali terisi namun itu semua perlu waktu tidak gampang. seperti seorang balerina yang mampu membentuk telapak kakinya tegak agar dapat menari ballet yang sesungguhnya, perlu waktu untuk itu, namun waktu tak kenal kompromi, ia begitu egois ia tidak akan memberitahukan kapan waktu yang pas untuk mengisi kekosongan itu.
Kini aku seperti memakan huruf yang hampa dan tidak bermakna. menelannya dengan nikmat karena terpaksa, tidak ada rasa, menyedot minuman cemburu yang aku tuang sendri di gelas penyesalan. Aku masih memikirkan mata yang saat ini dapat meihat dunianya dengan retina yang selalu menjaganya.
Mata mungkin aku tidak bisa menjadi retinamu yang dapat memberikan warna, namun jika suatu hari nanti semesta memberikan tandanya kepada ku, aku akan menjadi mata kanan mu yang akan melengkapi mata kirimu. sehingga kita mampu melihat dunia dengan mata yang lengkap tidak buta seperti sekarang.
untuk, Permata.
Ahsan masih tidak percaya bahwa esok umurnya akan bertambah, ia tidak dapat membayangkan apa yang harus diperbuat ketika matahari 26 berainar. Malam ini udara dingin memasung pikirannya ia berharap esok tak akan pernah ada dalam hidupnya.
Ia masih tergeletak diatas sajadah berwarna coklat yang terdapat gambar kabah dan tulisan ALLAH SWT yang membuat air matanya turun tanpa permisi. Kedua tangan menadah ke atas dan mulutnya terbuka seperti meminta doa, hening menderanya.
2 jam lagi ia akan gelisah, entah apa yang harus ia lakukan kelak, tak ada sinar dikamarnya yang berukuran 4x3 tersebut. Ia tidak menggunakan dua bola matanya untuk melihat namun dengan mata hatinya ia meminta. Hatinya berbicara " Tuhan, engkau sudah banyak memberikan karunia dan nikmat kepada ku, tapi ada satu hal sampai saat ini aku belum memetiknya, mau bantu aku?" Ahsan masih membiarkan butiran air suci membasahi kedua pipinya.
Masih dalam keheningan, kali ini ia melihat dengab matanya, jarum jam sudah menunjukan pukul 23.59, permintaan yang tidak bisa terelakkan apa ia bisa menggapainya, apa tuhan akan membantunya, ada apa dengan 26? Apa Tuhan akan mengabulkannya? Disisa waktu 1 menit nya apa ia akana berhasil? Esok 16 januari ahsan akan memasuki usia baru dan bertepatan dengan itu ia ia akan interview kerja disalah sati tv dijakarta. 1 hal yang pasti cita-cita ahsan akan berkelana esok hari seiring dengan usia barunya.
Ia masih tergeletak diatas sajadah berwarna coklat yang terdapat gambar kabah dan tulisan ALLAH SWT yang membuat air matanya turun tanpa permisi. Kedua tangan menadah ke atas dan mulutnya terbuka seperti meminta doa, hening menderanya.
2 jam lagi ia akan gelisah, entah apa yang harus ia lakukan kelak, tak ada sinar dikamarnya yang berukuran 4x3 tersebut. Ia tidak menggunakan dua bola matanya untuk melihat namun dengan mata hatinya ia meminta. Hatinya berbicara " Tuhan, engkau sudah banyak memberikan karunia dan nikmat kepada ku, tapi ada satu hal sampai saat ini aku belum memetiknya, mau bantu aku?" Ahsan masih membiarkan butiran air suci membasahi kedua pipinya.
Masih dalam keheningan, kali ini ia melihat dengab matanya, jarum jam sudah menunjukan pukul 23.59, permintaan yang tidak bisa terelakkan apa ia bisa menggapainya, apa tuhan akan membantunya, ada apa dengan 26? Apa Tuhan akan mengabulkannya? Disisa waktu 1 menit nya apa ia akana berhasil? Esok 16 januari ahsan akan memasuki usia baru dan bertepatan dengan itu ia ia akan interview kerja disalah sati tv dijakarta. 1 hal yang pasti cita-cita ahsan akan berkelana esok hari seiring dengan usia barunya.
Malaikat tanpa sayap
Engkau sinar diri
Jantung yang tak pernah berhenti berdetak
Sayapnya kekal untuk melindungi kelemahan
Engkau perisai hidup
Pelindung jiwa, raga dan sanubari
Tidak akan pernah mati
Walau dunia hancur bersepih
Ibu.
Frans: Keren kan puisinya de? Hahaa
Nathan: Wahai...
Frans: Wahai bae masa, coba bikin klo bisa
Nathan: Mana gua ngerti
Frans : itu terusin wahainya
Nathan : bagi gue ga ada yg namany hari ibu
Frans : kenapa
Nathan : karena emang ga pernah ngerasain punya ibu
Frans : semangat cuk!
Nathan : sek ta, belum selesai
Frans : terusin cuk
Nathan : gajadi
Frans : menurutmu perlu adanya hari ibu?
Nathan : perlu
Frans : knp?
Nathan : perlu, buat org laen yg punya ibu, eh ga ga, biar keliatan sedih sedikit
Frans : jd buat yg ga punya ibu ga perlu?
Nathan : ga ngertilah, itu aku ngawur
Frans : hahaha, semangat ya cuk, as always!
Nathan : yo
Engkau sinar diri
Jantung yang tak pernah berhenti berdetak
Sayapnya kekal untuk melindungi kelemahan
Engkau perisai hidup
Pelindung jiwa, raga dan sanubari
Tidak akan pernah mati
Walau dunia hancur bersepih
Ibu.
Frans: Keren kan puisinya de? Hahaa
Nathan: Wahai...
Frans: Wahai bae masa, coba bikin klo bisa
Nathan: Mana gua ngerti
Frans : itu terusin wahainya
Nathan : bagi gue ga ada yg namany hari ibu
Frans : kenapa
Nathan : karena emang ga pernah ngerasain punya ibu
Frans : semangat cuk!
Nathan : sek ta, belum selesai
Frans : terusin cuk
Nathan : gajadi
Frans : menurutmu perlu adanya hari ibu?
Nathan : perlu
Frans : knp?
Nathan : perlu, buat org laen yg punya ibu, eh ga ga, biar keliatan sedih sedikit
Frans : jd buat yg ga punya ibu ga perlu?
Nathan : ga ngertilah, itu aku ngawur
Frans : hahaha, semangat ya cuk, as always!
Nathan : yo
Takdir itu ditangan Tuhan katanya,
kita sebagai hambanya tidak bisa melawan takdir tapi kita bisa mengubah takdir.
Aku sendiri belum menemukan bagaimana caranya. Menurutku ya dengan menjalankan
takdir itu sendiri kita bisa mengubahnya, bukan pesimis tapi Tuhan tahu yang
baik untuk umatnya. 2 hari itu aku berpisah dengannya, 2 hari yang mempunyai
pengalaman misterius dan tak mudah untuk dilupakan. Takdir ku untuk berteman
dengannya, namun takdir ku nanti akan terasa pahit untuk kedepan, atau mungkin
bisa berbuah manis. Aku pun jatuh cinta, jatuh cinta dengan orang yang tidak
mungkin untuk aku dapati, dan rasa ini mengalir begitu saja. Saat pertama kali
aku bertemu di tanggal 21 desember 2012. Pertemuanku itu pun tidak disengaja,
berawal dari panggilan psikotest kerja, pertama masuk ruangan tersebut mata ini
sering sekali memandanginya, sejuk, damai melihatnya. Pada saat itu juga aku
mendeklarasikan kepada tuhan jika aku ingin lebih mengenal sosok dirinya.
Gayung bersambut setelah kami selesai psikotest kami berkenalan dan secara
tidak langsung dia meminta pin ku. Saat itu aku bagaikan terbang ke langit
ke-12. Itulah awal kami bertemu dan berlanjut hingga saat ini.
Aku sedang menunggu pengumuman hasil
interview disalah satu media elektronik baru dijakarta, hari ini 14 februari
2013 pengumumannya akan diberitahukan. 2 hari sebelumnya aku mencoba untuk
bertanya padanya apakah dirinya yakin akan diterima, ia menjawab 50:50
sedangkan aku pesimis untuk lolos. Dan benar saja setelah aku membuka website
pengumuman namaku “shilla Framelia” posisi reporter tidak ada, sedangkan “Alvin
simorangkir” tertera jelas dilayar computer. Dia lolos dan diterima menjadi
karyawan sebuah tv baru, posisi reporter.
Jiwaku sempat shock dan yah bisa
dikatakan agak tergoncang dengan tidak ada namaku disitu, seakan benar kata
orang-orang yang pernah mengalami kegagalan, “Dunia seakan mau runtuh” dan yang
tidak kuat dengan kegagalan ia akan mencari jalan pintas dengan bunuh diri.
Untung aku masih kuat. Aku memberikan selamat padanya lewat bbm, ia tidak
percaya jika lolos dan berkata akan mengeceknya terlebih dahulu, beberapa menit
kemudian dia mengabariku “gua lolos, sorimayori shil, selau, mungkin rejeki gua
lagi bagus”. Saat itu rasa sedih, senang, linglung menghampiri ku, bingung
disatu sisi senang melihat dia sudah mendapatkan pekerjaan, satu sisi lain aku
tidak bisa satu kantor dengannya, tidak bisa melihat lesung pipi dan tatapan
tajam mata itu setiap hari. Aku sempat berpikir, Sometimes life its not fair,
but I belive god its fair.
Ternyata masih ada kesempatan untuk
aku agar bisa bergabung dengan media TV itu. Salah satu jalan dengan ikut open
recruitment kembali, tapi sebentar diwebsite itu tidak ada recruitment untuk
kota Jakarta lagi, yang ada hanya di kota Jogjakarta, Semarang, Malang dan
Surabaya. Dalam hati aku meyakinkan diriku, Aku harus ke salah satu kota
tersebut bagaimana caranya pun juga!! Tekadku. Tapi bagaimana caranya aku masih
ragu
Esoknya bangun dari tidur di tgl 15
februari 2013, Aku langsung mempersiapkan semuanya secara mendadak entah apa
yang ada dipikiranku saat itu yang pasti aku harus ke jogja untuk ikut test
kembali agar aku bisa masuk media TV itu bersama Alvin pikirku, Test dijogja
akan dimulai tgl 16 februari pukul 08.00 wib berarti besok Pagi akan diselenggarakan,
kenapa jogja pilihanku?, karena jogja kota terdekat dari Jakarta. Semuanya aku
persiapkan mulai dari merapihkan baju, celana dan perlengkapan ku untuk ke
jogja semua sudah aku masukkan ke dalam tas, aku menelpon ayah dan ibuku agar
beliau dapat membantuku dalam segi dana untuk ke jogja, aku jelaskan kepadanya
jika keberangkatan ku kesana untuk interview kerja, mereka sempat kaget karena
secara mendadak aku memberitahukannya. Setelah mendengar penjelasanku mereka
memberikan izin kepadaku, namun satu hal mereka tidak tahu jika aku ke jogja
sendiri tidak bersama kawan-kawanku seperti apa yang aku katakan pada mereka.
Aku berbohong demi cita-cita atau berbohong demi cinta.
15 Februari 2013, Pukul 13.00 WIB
matahari mulai memperlihatkan jati dirnya di langit, akulah sang penguasa
siang, namun perasaan ini dingin tak
karuan, keputusan ini entah siapa yang melatarbelakanginya, dengan sebuah
kenekatan aku siap pergi ke Jogjakarta. Jogja saya datang dengan cita dan
cinta.
Aku mendatangi terminal bus dekat
rumah dibilangan lebak bulus Jakarta untuk membeli tiket BUS, ya aku memang
tidak membeli tiket pesawat karena dana yang aku punya minim untuk naik
pesawat, sebelumnya aku sudah menelpon stasiun gambir untuk membeli tiket
kereta namun naas saat itu semua tiket kereta ekonomi dan ekesekutif sudah
habis terjual, salah satu cara dengan naik BUS agar sampai ke kota gudeg
tersebut. Ternyata kesialan ku berlanjut sesampainya di loket tiket,
embak-embak penjaga loket mengatakan jika tiket BUS dengan tujuan jogja untuk
kelas eksekutif atau yang ber AC sudah tidak ada untuk hari ini, ia mengatakan
yang tersisa hanya tiket untuk kelas ekonomi dan tersisa 1 tempat duduk, akupun
langsung mendealkan untuk membelinya.
Jam 15.00 wib BUS ekonomi yang aku naiki pun berangkat dengan kokohnya
bersama kenekatanku. Aku duduk dipojok kiri belakang BUS tersebut. Bismillah
aku berangkat.
Diperjalan aku hanya memperhatikan
beberapa orang yang ikut naik bus tersebut, dibangku belakang tempat dudukku
disampingya diduduki oleh bapak-bapak tua sekitar umur 50 tahun, dia asik
mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya, namanya juga bus ekonomi orang bebas
merokok disini, tapi aku rada kesal karena dibangku ke tiga dari belakang
tempat dudukku ada seorang suami yang sedang mengipasi istrinya yang sedang
hamil, cuaca saat itu memang panas sekali ditambah jalan tol yang macet, sudah
seperti didalam oven pemanggang roti, panas. Aku coba untuk mendekati
bapak-bapak yang sedang asik merokok “maaf pak itu ada seorang ibu yang sedang
hamil, gak baik untuk dihirup asepnya sama beliau”, “saya bayar disini, lagian
ini lagi macet, saya gak tahan untuk ngerokok”. Saat itu juga ingin sekali
membalas perkataan bapak itu, tapi aku takut karena tampangnya yang rada preman
terminal-terminal bus, aku hanya menggeleng-gelengkan kepala, dia tetap asik
menikmati rokok itu. Manusia keparat.
Bus rosalia indah yang aku naiki
transit kesalahsatu terminal yang berada dikawasan industry karawang, ternyata
disana sudah ada beberapa penumpang yang menunggu. ini terminal terakhir untuk
mengangkut penumpang sebelum perjalanan menuju jogja dimulai. “mau kemana
mas?”, aku mencoba bertanya sama mas-mas yang duduk disampingku, “mau ke jogja
de, ade mau kemana?”, “saya mau ke terminal giwangan jogja, mas tau?”, “oh ya
tahu, nanti ngelewati kok busnya”, “saya minta tolong mas nanti kasih tau saya
jika sudah mau sampai keterminal giwangan”, “iya de nanti dikasih tau, masih
lama kok dari sini, bisa sampai sana sekitar jam 3 atau 4 pagi jika tidak
macet”, Tutur mas-mas bertopi yang mempunyai nama andi itu.
Ditengah perjalanan saya sudah rindu
dengan keluarga dirumah, maklum saya memang anak rumahan gak bisa jauh dari
rumah, Koran yang saya beli diterminal saya baca ditengah-tengah perjalanan,
namun pikiran tak tertuju pada Koran tersebut, pikiranku tertuju pada satu nama
alvin. Tak terasa sudah melewati daerah purwekerto sekitar pukul 22.00 WIB,
saya terbangun dari tidur ketika temanku via menelfon. “gila lu shil, nekat
sampe ke jogja hanya untuk melamar kerja”, “gua juga bingung vi apa yang buat
gua nekat kejogja, entah untuk suatu pekerjaan atau hanya untuk dia”, “sumpah
shil gua salut sama perjuangan lu, andaikan dia tau lu ke jogja agar untuk bisa
satu kantor sama dia”, “gua ke jogja demi cita dan cinta vi”, ujar shilla. Saat
itu purwekerto sedang dilanda hujan deras, jendela bus yang tidak tertutup
rapat membuat cipratan air hujan masuk kedalam bus tempat shilla duduk, ia
hanya menutupi kepalanya dengan jaket yang ia bawa, kedinginan menjulur
ditubuhnya, ia merasa sedih ingin cepat-cepat sampai jogja dan pulang kerumah.
“de sebentar lagi terminal giwangan sudah
sampai”, “oh iya makasih mas”, aku segera bersiap-siap mengambil tas ransel
yang diletakkan dibawah. “terminal giwangan terminal giwangan” suara kenek meneriakan
nama terminal itu berarti aku sudah sampai jogja. Jam ditangan menunjukkan
pukul 04.00 wib, ada waktu satu jam untuk beristirahat sejenak sambil menunggu
adzan subuh, beruntung terminal ini terdapat musholla yang dapat digunakan
untuk sejenak tidur, tapi sial mushollanya penuh tak ada tempat untuk aku
mengistirahatkan tubuh ini. Mushola itu sudah terisi oleh beberapa manusia yang
sedang beristirahat. Aku lemas dan tah tahu harus tidur dimana. Aku berjalan
agak menjauh dari musholla itu untuk mencari tempat beristirahat sejenak, aku
memutuskan untuk tidur diemperan depan toko oleh-oleh diterminal tersebut. Toko
itu masih tutup, Koran yang dibawa dari Jakarta aku gelar didepan toko
tersebut, tas menjadi bantalku pada saat itu, aku tidur beberapa menit.
Suara adzan membuatku bangun dari
tidur, aku masih tidak menyangka hari ini aku berada dijogja, sendiri! ini
adalah tempat jauh pertama yang aku datangi seorang diri tanpa siapa-siapa.
Dari kejauhan orang-orang yang tadi beristirahat dimusholla itu sudah pada
bangun dan bersiap-siap untuk sholat subuh, akupun segera menyusul mereka untuk
berdoa kepada Tuhan ku. Air wudhu yang dingin kala itu membuat ku sedih tak
terdefinisi. Setelah selesai sholat aku numpang mandi di WC musholla tersebut,
lagi asik-asiknya membersihkan diri ada yang menggedor-gedor pintu kamar
mandiku. “bragg bragg braggg” bunyi yang sangat kencang, “sabar, sebentar
lagi”, bls ku. Dengan perasaan yang kesal aku keluar dari kamar mandi, setelah
aku membuka pintu ternyata yang menggedor tadi adalah beberapa anak jalanan
terminal giwangan yang ingin mandi juga sama sepertiku. Menurutku mereka
anak-anak yang luar biasa diusianya yang kurang lebih masih 6-12 tahun sudah
mencari nafkah sendiri dan bergulat dengan kejamnya daerah terminal, bisa aku
rasakan bagaimana mereka jika bertemu bos-bos yang memegang kawasan terminal
giwangan ini.
Akhirnya aku bisa melihat sinar
matahari pagi di Jogjakarta dan aku memutuskan untuk mengisi perut terlebih
dahulu karena belum terisi dari tadi malam. Aku mengelilingi bagian dalam
terminal giwangan dan terlihat beberapa toko dan warung makanan sudah buka
untuk berbisnis. Aku tertarik dengan tulisan diwarung makan itu “segok pecel”
aku memutuskan untuk memesan makanan khas jogja tersebut. Asyik makan, bapak-bapak
kurang lebih berusia 47tahun datang menghampiri, aku kaget dan takut apa yang
akan dilakukan orang ini, ternyata dia seorang tukang ojek yang menawari
jasanya, “selamat pagi mbak, “mau kemana?, sini tak anter”, dengan logat jawa
yang ramah. “mau ke UNY Fak. Teknik pak, bapak tau?”. Aku membalas dengan
ramah. “tau mbak lumayan dekat dari terminal sini”, bapak itu sambil merokok
lisong jawa. “berapa pak dari sini kesana?”, celetuk ku. “ya sama eneng
Rp.25.000 saja”, bapak itu tersenyum.
Motor yang aku tumpangi saat itu
bermerk Yamaha tua, ringkih, tapi masih bisa menunjukan jati dirinya. Aku
mencoba menghirup panjang udara sejuk jogja pagi itu dari motor tua ini,
jalanan pada saat itu masih sepi dan terlihat dipinggir jalan beberapa penjual
makanan menjajaki dagangannya. Ah sangat sayhdu kota ini, masyarakatnya ramah
dan kental sekali peradaban jawanya. Diperjalanan menuju UNY Fak. Teknik aku sejenak melupakan masalahku, seakan
terbius oleh sihir kota jogja yang mistis. Dan setelah beberapa menit aku
memperhatikan jalanan tibalah di universitas UNY Aku siap untuk berjuang
kembali! Demi cinta atau cita? Aku masih belum bisa menjawab.
Tempat tesku masih sepi sepertinya
belum ada yang datang, aku kepagian atau memang ingin cepat-cepat semuanya
selesai dan kembali ke kota Jakarta. Aku menunggu didalam dan berkenalan dengan
beberapa orang yang ikut test masuk sebagai karyawan disalah satu tv swasta
itu. Test psikotest dimulai aku duduk dibangku paling depan, sang pengawas
memberikan penjelasan untuk psikotest hari ini, ah aku sudah mengerti pasti
sama dengan yang dijakarta dulu, batinku berkata. Setelah psikotest selesai
masuk ke tahap interview, inilah proses yang membuat aku gagal dulu, tahap
dimana bertemu dengan hakim-hakim yang menentukan apakah layak masuk menjadi
bagian perusahaan tersebut. Namaku belum dipanggil, aku asyik duduk dipojokan
ruangan ini, sendiri. Memikirkan kembali bagaimana jika nanti aku gagal untuk
kedua kalinya, usaha yang telah aku lakukan dan perjuangan hingga ke kota gudeg
ini apakah akan sia-sia? Akankah aku kembali jatuh dan gagal? Perjuangan yang
amat sangat panjang untuk memperjuangkan sebuah harapan, namun harapan apa yang
membuat aku hadir disini? Perjalanan panjang menembus malam, hujan, tidur
diemperan toko, mandi di wc umum, semua itu dilakukan hanya untuk apa? Demi cita
atau cinta?, “Shilla Framelia”, namaku dipanggil, aku harus siap berhadapan
dengan hakim penerima kerja itu.
Langkah kakiku gemetar memasuki
ruangan, pikiranku tetap tertuju ke alvin, hati ku ingin pulang ke jakarta, dan
siap tidak siap aku sudah didepan sang pembunuh harapan. “selamat siang shilla
framelia”, orang itu memanggil namaku sambil melihat berkas surat lamaran yang
dipegang olehnya, jantung masih berdetak kencang. “selamat siang pak”, “kamu
disini melamar jadi floor director, apa yang kamu ketahui tentang FD?”, “FD itu
pengatur acara pak, dia yang bertugas membuat penonton tepuk tangan dan
memberikan aba-aba kepada pembawa acara jika acara itu sudah mau masuk ketika
iklan selesai”, celetuk ku, “bisa kamu contohkan seperti apa FD itu?”, “baik
pak”, shilla mempraktikkan menjadi floor director didepan orang itu, namun
shilla sempat memperhatikan raut wajahnya ia tampak tak tertarik melihat shilla
menjadi FD. “kamu kurang semangat untuk menjadi FD, duduk kembali”, orang itu
mempersilahkan shilla duduk dan kembali memperhatikan berkas-berkas lamaranku. “kamu
lulusan jurnallistik kenapa ingin menjadi FD?”, “saya ingin melamar menjadi
reporter pak tapi tidak ada lowongan untuk itu”, shilla menjawab pertanyaan orang
yang memakai baju hitam tersebut. “apa kamu yakin mau menjadi FD? Kerja di
stasiun tv itu tidak kenal waktu, kantor bisa menjadi rumah”. “saya sudah
mengerti pak akan konsekuensinya bekerja dimedia”, “sebentar, kamu pernah
melamar juga ya dijakarta?”, ia memperhatiikan mata shilla dengan tajam, “ia
pak, saya ikut waktu recruitment dijakarta, tapi pada saat tahap akhir seperti
ini saya gagal, makanya saya pergi ke jogja untuk mencoba melamar kembali
walaupun posisi reporter tidak ada”, bibir shilla gemetar. “luar biasa perjuangan
kamu sampai ke jogja juga, tapi jika misalkan kamu gagal kembali disini,
bagaimana?”, “tidak apa-apa pak setidaknya saya sudah mencoba dan berusaha
untuk mengejar cita-cita saya dan ..”, mata shilla basah oleh air kesedihan, ia
tak sanggup untuk meneruskan kalimatnya namun dalam hatinya ia mampu meneruskan
kata-kata yang belum ia selesaikan “ dan … cinta”. Air mata shilla jatuh dari
kedua bola matanya yang indah ia tak mampu menyembunyikan rasa inginnya ia
diterima kerja distasiun tv itu. “shilla sepertinya kamu cocok untuk menjadi
reporter tapi tidak menjad floor director, saya yakin suatu saat nanti kamu
akan menjadi reporter”, hakim itu seperti dengan terang mengatakan shilla
ditolak mentah-mentah. Shilla tetap mengeluarkan air mata “setidaknya saya
sudah berusaha dan mencoba pak”, bibir mungil merah itu tidak sanggup lagi
berucap. “baiklah shilla terimakasih sudah mau bergabung dengan perusahaan
kami, nanti hasil lolos atau tidaknya bisa di cek diiwebsite kami besok malam”.
“terimakasih pak”, shilla keluar dari rungan itu dengan dada yang ingin
meledakkan emosinya, wajahnya penuh dengan air mata, ia ingin cepat-cepat
pulang.
Bbm shilla bunyi, ternyata itu dari
alvin “shill besok ke metro tv yuk ada open recruitment tuh disana”, “absen
dulu deh vin, salam yah buat surya paloh”, balas shilla. Jika saat itu shilla
ada dijakarta pasti ia akan mengiyakan ajakan dari alvin namun apa daya shilla
berada dijogja saat itu. “oke shil, siap”, “lu masih mau ngelamar dimetro vin? Bukannya
lu udah diteriima jadi karyawannya wisnu utama? Haha”, “ya gpp shil, coba-coba
aja gua haha”. Shilla mencari tiket pulang ke jakarta hari itu juga, ia ingin
sampai jakarta besok pagi ia mencari keberangkatan malam ini menggunakan bus
ataupun kereta. Untungya shilla mempunyai teman dijogja ia memesan tiket kereta
ke dyah temannya. Akhirnya shilla mendapatkan tiket kereta menuju jakarta pukul
7 malam dari terminal lempuyangan.
Saat itu masih sore masih ada waktu
untuk membeli buah tangan namun hati shilla lagi galau, ia malas untuk
kemana-mana, ia hanya melangkahkan kakinya ke supermarket yang ada disamping
UNY tempat mengikuti test. Shilla membeli sebotol minuman dan roti untuk
mengganjal perutnya, ia duduk dibangku depan supermarket itu, “oi shill kapan
pulang? Bagaimana tesnya? Sumpah ya gokil abis lu”, sivia tiba-tiba saja bbm
shilla. “vi gua pulang nanti malam. Udah dapet kok tiket keretanya, gua mau
pulang vi, gua juga gak abis fikir kenapa gua bisa sampai ke sini, sendiri”,
shilla kembali menahan air matanya. “shil seandainya dia tau lu ke jogja cuman
untuk bisa sekantor sama dia, gua salut shil sumpah, ini bisa jadi cerita ke
anak lu nanti”, “vi gua gak mengharapkan dia tau kok, gua cuman ingin satu kantor
aja vi sama dia, bisa lihat senyumnya yang berlesung, matanya yang tajam, sama
kepintarannya”, shilla menangis sesenggukkan. “shil pokoknya nanti pas lu udah
dijakarta, kita ketemu lu harus cerita, hati-hati dijalan shil”, ‘iya vi,
terimakasih ya”, shilla masih menangis.
Waktu sudah hampir jam 7 malam, kereta yang ditumpangi shilla siap
berangkat ia mencari angkot untuk mengantarkannya ke stasiun lempuyangan namun lama
ia menunggu tak ada angkot untuk kestasiun lempuyangan, hujan pun mendampingi
shilla untuk pulang ke jakarta. Akhirnya ia menyewa taksi udan tak lama kemudia
sampailah ia ke terminal lempuyangan, ia menyempatkan untuk shalat ashar dan
berdoa ‘Ya allah semuanya hamba serahkan ke engkau, hamba sudah berusaha sampai
sini, kini hamba kembalikan ke engkau”. Tuttt tuttt tuttt kereta siap
berangkat, shilla duduk berhadapan dengan seorang bapak-bapak dan anaknya. Roda
baja tersebut sudah berjalan pelan dan siap melaju cepat ke arah stasiun senen,
dalam hati shilla berkata “jogja, terimakasih atas kenekatanmu”.
“shil bangun sudah maghrib, mandi
dulu, sholat”,mama membangunkan shillla dari tidurnya “mama, iya ma, aku capek
banget, kemarin kurang tidur”. Shilla sampai jakarta pagi tadi, sampai rumah ia
membersihkan diri dan langsung tidur hingga larut malam, mungkin karena letih
40 jam ia habiskan untuk mengejar harapannya. Malam ini pengumuman apakah ia diterima atau
tidak bekerja di stasiun tv akan diumumkan lewat website kembali, shilla terus
berdoa dalam hatinya, ia takut untuk berhadapan dengan layar komputer seperti
melihat musuhnya sendiri ia enggan untuk menyentuhnya takut dibuat kecewa kembali.
Jantung shilla berdegup cepat, ingin copot, panas dingin gak karuan. Menegangkan!
Shilla masuk kamar dengan tertunduk,
ia mencari Al-quran lalu memeluknya erat sekali, sangat erat, air mata kembali
jatuh menimpa pipi dan kitab suci yang berada dipelukanya. Ia linglung, bingung
ingin berbuat apa, shilla seperti hilang, hanya raganya saja yang ada,
pikirannya terbang ke suatu tempat. Shilla menggelar sajadah, alquran masih
dipelukannya, ia bersujud sambil menangis kencang, teriak, mengadu. Ada 30
menit ia seperti itu, aneh, seperti kehilangan arah. Shilla mengambil hp nya, “viii..
“, “shill kenapa? Bagaiamana pengumumannya? Diterima?”, “viii gua..”, “gimana
shill? Diterima atau gak? Jgn bikin penasaran dong?”, “ gua, gua gagal lagi vi,
nama gua gak ada di webiste, gua gagal lagi viii”, shilla menangis
sejadi-jadinya, “shillll sabarr, bukan jalan lu disana shil, masih ada lowongan
kerjaan lain, lu harus semangat”, “percuma ya vi gua jauh-jauh ke jogja untuk
ngelamar tapi hasilnya buat gua kecewa lagi, dan yang buat gua sedih gua gak
akan bisa satu kantor sama alvin vii, gua gak bisa”, “shill semangat dong,
bukan berarti lu ga bisa ketemu alvin lagi kan, lu masih bisa ketemuan sama
dia, gak ada yang sia-sia shil, lu ke jogja, perjuangan lu, semuanya gak ada
yang sia-sia, lu harus yakin itu”, “vii.. gua bingung harus ngapain vii, gua
kesel sama diri gua sendiri, bagaimana jika nanti alvin lupa sama gua? Jika nanti
ia sibuk sama pekerjaannya? Jika nanti dia dapet teman baru? Gua bakal dilupain
viii”, shilla masih menangis dan memeluk al-quran. “shill lu jangan mikir yang
macem-macem, belum tentu apa yang lu pikirin itu akan terjadi, lu positif
thinking aja, sekarang lu harus sadar jika lu selama ini hanya mengejar cinta
bukan cita shil”. shilla masih memeluk al-quran dengan memeluknya ia agak
tenangan setelah tau dirinya kembali gagal untuk menjadi karyawan di stasiun tv
itu. Shilla tidak tenang tidurnya, ia bingung untuk menjelang hari esok, apa
yang ia akan perbuat setelah kegagalan keduanya ini, ia resah, shilla tidur
dengan memeluk al-quran. Mungkn itu fase dimana ia bingung harus meminta
pertolongan ke siapa, hanya dengan memeluk kitab suci shilla merasa harapannya
kembali hidup.
Sinar matahari seperti malu untuk
menghangatkan bumi, shila seakan habis melalu mimpi buruk yang terjadi didalam
hidupnya. Ia membuka mata dan melihat kitab suci masih dipelukannya. Ia bengong
beberapa menit diatas tempat tidurnya. Kicauan burung gereja dari teras rumah
menyadarkannya, shilla terseyum simpul, memikirkan semua perjuangannya hanya
untuk bisa bersama dengan Alvin, ternyata benar selama ini shilla bukan
mengejar cita-citanya namun mengejar cinta, cintanya terhadap Alvin yang baru
sebulan ia kenal. Shilla melanjutkan kembali hidupnya untuk mengejar
cita-citanya menjadi reporter, ia tetap berusaha untuk mencari pekerjaan
dibidang media, sampai akhirnya ia diterima bekerja disalah satu media online
dijakarta. Shilla siap menyongsong hari baru, cita-citanya menjadi jurnalis,
dan sejenak melupaka Alvin dari pikiranhya walau kenyataannya ia tidak bisa. Lagi
asik mengetik berita yang sedang diliputnya shilla dikagetkan dengan bunyi bbm,
Alvin ! “hai shil apa kabar? Lama kita udah gak ngopi bareng, besok bisa?”
.
Kala itu tahun 2010 dimana
pertama kali frans mengenal sosok anak kecil berusia 13 tahun, sosok anak cowok dengan tampang
tionghoa dengan nuansa bicara jawa medok. Frans masih mengingat saat ia meminta
foto bareng dengan nathan sambil membentuk lambang A dengan jari tangannya.
Setelah perkenalan tersebut mereka berdua menjadi seperti kakak dan adik walau
sebenarnya frans adalah fans dari nathan artis cilik tersebut. Tahun demi tahun
mereka lewati, frans selalu mendukung karir nathan sampai detik ini.
Persahabatan mereka tidak
selamanya mulus ada saja hal yang membuat mereka bertengkar, dalam cerita ini
penulis ingin mengisahkan cerita pertengkaran mereka berdua, tulisan ini
berjudul the untold story of frans dan nathan.
Ditahun 2010 pertengkaran pertama
antara nathan dan frans tidak bisa terhindar, bukan dengan frans saja tetapi
dengan staff yang lainnya juga. Bermula dari nathan yang kesal dengan salah
satu temannya di ajang idola cilik sebut saja namanya raga, malam itu nathan
memendam amarah yang sangat luar biasa terhadap sosok raga ini. Mukanya merah
tangan mengepal karena emosi yang sudah tak tertahan. Di ruang olahraga yang
terdapat alat2 fitnes dan meja bilyard itu nathan ingin memberikan pukulannya
ke raga, namun frans dan staff yang lain mencoba untuk mencegahnya, nathan
selalu memancing emosi raga namun raga diam dan tidak memperdulikan sikap
nathan yang mengesalkan saat itu, nathan mendakati raga dengan muka yang seakan
berbicara “sini luh, mau gua tonjok luh”, muka bengis, muka yang penuh emosi, tangan
kanan sudah terkepal siap untuk mendaratkan pukulan kemuka raga, frans coba
memisahkan mereka dan berbicara ke nathan “gak boleh begitu”, nathan tak
perduli, semua staff coba menghalanginya. Nathan mencoba mengeluarkan kata-kata
sindiran ke raga seakan memperolok raga pada saat itu, frans dan staff yang
lain marah dengan kelakuan nathan yang sudah tak wajar tersebut, salah satu
staff nathan membawa raga keluar dari ruangan tersebut, dan staff yang lain
mencoba berbicara kepada nathan termasuk frans tetapi yang ada nathan marah
dengan staff dan frans, nathan mencoba jauh dari staff tidak mau dekat-dekat
dengan staff, melihat sifat nathan yang marah staff merasa bingung harus
berbuat apa, staff mencoba berbagai cara namun tak berhasil membuat nathan
mencair kemarahanya sampai nathan masuk
ke kamarnya dan mengunci diri didalam. Dan pada saat itupula raga menangis
sesenggukkan dipelukan salah satu staff nathan.
Satu-satu staff mencoba naik
kekamar nathan untuk meminta maaf dengannya namun nathan tak mengubrisnya, kini
frans yang mencoba untuk naik dan berbicara dengan nathan, sampai depan pintu
kamarnya, nathan tak membukakan pintu ia tetap tak mau keluar dari kamarnya.
Nathan masih marah. Frans mencoba sms ke
nathan dengan isi sms meminta maaf namun tak dibalasnya. Nathan benar-benar
marah. Di lobby lantai bawah semua staff bingung harus berbuat apa
sampai-sampai staff meminta bantuan kakak nathan untuk memberikan saran
bagaimana cara untuk menghadapi nathan ketika ia sedang marah, akhirnya kami
mengetahuinya diemin dia dulu untuk beberapa waktu. Benar saja setelah beberapa
jam nathan dikamar sendiri ia turun kebawah dan menuju lapangan basket untuk
bermain sendiri, salah satu staff mencoba menghampirinya pada saat ia bermain
dan saat itu kemarahan nathan perlahan hilang ia sudah mau untuk bermain dengan
staff.
Kemarahan selanjutnya terjadi
ketika frans dan staff yang lain berkunjung ke malang pada tahun 2010/2011
(penulis agak lupa -_-“). Mereka pergi kemalang untuk mempersiapkan Meet And
Greet nathan yang kedua setelah yang pertama diadakan dijakarta. Perjalanan ke
malang sangat menyenangkan ketika itu, mereka menggunakan 2 mobil avanza untuk
mengantar mereka sampai sana. team pertama berangkat terlebih dahulu lalu
disusul team kedua esoknya, frans ikut di team kedua. Perjalanan yang sangat
panjang membuat frans tidak betah berlama-lama duduk dimobil bayangkan saja
mereka menempuh perjalanan hampir 1 hari setemgah, berangkat jumat malam sampai malang sabtu dini hari. Bisa
dirasakan seperti apa kakunya pantat frans saat itu. Dan mereka pun sampai
dimalang disambut dengan dinginnya kota tersebut, inilah pertama kalinya frans
menginjakkan kaki dikota apel. Team 1 yang sudah sampai terlebih dahulu
menunggu mereka di alun-alun kota malang setelah bertemu mereka mengikuti team 1
untuk ketempat istirahat, waktunya mereka sejenak melepas lelah, saat itu frans
dan team 2 lainnya belum bertemu nathan dan keluarga.
Esoknya acara Meet and Greet akan
segera dimulai frans dan staff mempersiapkan segalanya mereka sudah sampai ketempat
acara sejak pagi hari, frans yang menggunakan celana pendek serta baju
alvinoszta dan kacamata gaul sangat terlihat lelah begitu pula dengan yang lainnya, tapi dibalik
kelelahan mereka yang menempuh jarak yang cukup jauh tidak membuat semangat mereka
kendor, mereka bekerja sama dan membagi tugas untuk menyukseskan acara Meet And Greet
nathan. Ketika frans didepan laptop yang sedang mengedit video untuk disajikan
diacara Meet And Greet datang seorang bocah dengan menggunakan celana
pendek kaos serta sepatu ditambah kaos kaki. Yaa nathan datang dengan tersenyum
lebar melihat staffnya pada hadir saat itu, frans pun tidak kalah senangnya
melihat nathan. Acara Meet And Greet yang dihadiri oleh alvinoszta Malang ini
cukup ramai terbukti sebelum acara dimulai mereka sudah memadati tempat Meet
And greet tersebut. Susana crowded saat nathan bernyanyi dari bawah panggung
yang terdapat alvinoszta menuju kearah panggung, nathan terlihat begitu
menikmati Meet And Greet ini. Sampailah pada saat pemutaran video yang terdapat
ucapan-ucapan dari teman-teman nathan di idola cilik, serta alvinoszta dan tak
ketinggalan dari alvinostaff. Ada kejadian menarik pada saat pemutaran video
ini, ketika shilla memberikan komentarnya terhadap nathan serentak seluruh
alvinoszta malang berkata “cieeeeeeeeeeeee”. Nathan tersipu. Di akhir acara
tanpa skrip tanpa pemberitahuan sebelumnya tiba2 saja nathan mengajak seluruh
staff naik ke atas panggung untuk bernyanyi bersama, itulah ucapan terimakasih
terselubung yang dilakukan oleh nathan. Acara Meet And Greet ini diakhiri
dengan foto alvinoszta malang dengan nathan. Setelah acara selesai sekitar
pukul 7 malam nathan mengajak frans ke
suatu tempat dekat dengan acara Meet and Greet tersebut. Nathan meminta frans
memoto dirinya ditempat itu. Karena pada saat itu frans belum bisa mengendarai
mobil maka nathan dan frans meminta bantuan tio untuk mengantar mereka. Sesampai
ditempat tersebut tio tidak turun bersama frans dan nathan ia menunggu didalam
mobil. Ditempat inilah nathan mulai mempercayai frans untuk bercerita mengenai
apa saja. Setelah menemani nathan berfoto semua alvinostaff diundang oma (nenek
dari nathan) untuk makan malam dirumah nathan, itulah pertama kali kami
bertamu. Sesampai disana mereka sudah disipakan makan malam yang sangat lezat,
frans dan gita yang takut akan anjing sangat terganggu dengan adanya binatang
peliharaan keluarga nathan yang bebas berkeliaran didalam rumah. Oma tertawa
pada saat frans ketakutan didekati salah satu anjing mereka yaitu coki. Makan malam
selesai mereka pun pamit ketempat peristirahatan mereka untuk istirahat dan
meninggalkan kota malang esoknya untuk kembali ke ibu kota, Jakarta.
Matahari pagi kota malang saat
itu sangat sejuk masih terasa dingin dikulit, mereka siap2 meninggalkan kota
apel tersebut menuju Jakarta. Selamat tinggal malang, terimakasih
pengalamannya, celetuk frans dari dalam hatinya. Mereka beriring2an menuju Jakarta,
setiba di tol bakri begitu mereka menyebutnya reza dan tio yang mengendarai mobil
membuat sedikit permainan jantung, mereka saling ngebut ditol bakri mereka yang
menumpang hanya bisa berdoa dalam hati sambil berteriak kencang dan ketakutan,
robby yang satu mobil dengan reza, gita dan frans tidak lupa menglafalkan doa
dalam mulutnya, frans memegang pegangan mobil sekuat-kuatnya sambil memejamkan
mata. Hari itu kami dibuat gila oleh reza dan tio.
Masih lama sampai Jakarta, mereka
memutuskan untuk beristirahat disalah satu pom bensin, ada yang tidur, buang
air kecil dan makan. Frans mencoba untuk bbm nathan pada saat itu, namun
alangkah terkejutnya frans ketika nathan membalas bbm frans dengan kata-kata
yang tidak mengenakkan dan menyakitkan, frans yang saat itu capek dan berfikir
demi nathan mereka semua ke malang namun dibalas dengan perkataan nathan yang
sungguh keterlaluan membuat frans emosi, frans tidak kalah marahnya saat itu
dengan membalas bbm nathan pakai kata-kata yang menusuk “aku jauh-jauh dari Jakarta
ke malang cmn untuk buat meet and greet kamu tapi kamu malah begitu yah, gak
abis pikir aku, t*i”, nathan dengan cepat membalas, “knp emang, aku jg gak mau
kamu datang kemalang, a*u” bls nathan. Entah apa yang membuat nathan begitu pada
saat itu, frans mencoba berfikir jernih dan tidak memperpanjang bbm dengan
nathan, namun didalam hati frans sesungguhnya perkataan nathan membuat frans
tidak habis fikir. Malamnya frans mencoba menghubungi nathan. “de nath”, “iya”,
“maaf kata2 ku yg td ya, lagi capek dan emosi aku soalnya”, “iya”. Dalam hati
frans kenapa tidak nathan yang meminta maaf terlebih dahulu karena sebenarnya
yang memulai nathan, tapi karena ia masih bocah pada saat itu frans
memakluminya.
Di tahun 2013 ini kembali
percecokan terjadi antara nathan dan frans pada saat itu dibulan puasa, frans
yang baru saja pulang kerja bersiap-siap untuk menunaikan ibadah teraweh
dimasjid dekat rumahnya. Frans memang selalu membawa bb ketika teraweh, ini
anak memang tidak bisa dipisahkan oleh bb-nya -___-, ketika selesai mengambil
wudhu bb frans bunyi dan ternyata bbm dari nathan, ia ingin meminta foto
dirinya pada saat dibandung dulu, tapi karena saat itu frans ingin sholat ia
meminta nathan untuk bersabar. Nathan tidak menghiraukan ia ingin frans cepat2
mengirimkan fotonya lewat bbm, frans kembali mengatakan sabar bahwa dirinya
sedang teraweh, 1 jam berlangsung, frans melaksanakan teraweh hingga akhirnya
selesai. Frans ingin mengirimkan foto nathan tapi frans terkejut ketika contact
bbm nathan sudah tidak ada di bb. Nathan
marah!, frans langsung nge-DM nathan lewat twitter. “masih mau ga fotonya? Tadi
aku kan lg teraweh”. Berjam-jam tidak ada balasan dari nathan sampai esok
harinya blm ada balasan juga, dihari ketiga barulah nathan membalasnya. “iya
mana fotoku”, “berapa pin mu?”, “****####”.
Setelah frans berteman kembali
dengan nathan di bbm, frans meminta klarifikasi kenapa nathan mendelete bbm
frans, ternyata sebelum nathan mendelete ia sempat menanyakan frans apa itu
teraweh, belum sempat frans membaca bbm nathan, ia terlebih dahulu mendeletnya
karena kesal, ia meminta fotonya tp tdk dikirim2 oleh frans yang pada saat itu sedang menunaikan ibadah teraweh. Frans pun menjelaskan jika teraweh itu
ialah ibadah sholat bagi umat islam pada saat dibulan puasa, nathan pun
akhirnya mengerti kenapa pada saat itu frans lama untuk mengirim foto dirinya.
Itulah beberapa cerita yang
mungkin tidak semua orang tahu pertengkaran yang terjadi antara frans dan
nathan. Sampai saat ini hubungan mereka masih baik, mereka masih sering
berkomunikasi dan bercerita mengenai apa saja. the untold story terkadang mesti dipublikasi.
Langganan:
Postingan (Atom)